Belajar merupan tugas terpenting yang harus dilakukan oleh
setiap siswa. Setiap siswa mempunyai
cara belajar yang berbeda dengan siswa lain. Misalnya siswa sekolah
dasar tentu mempunyai cara belajar yang berbeda dengan siswa Sekolah Menengah
Pertama, demikian juga dengan Sekolah Menengah Atas. Perbedaan cara belajar ini
dipengaruhi faktor psikologis dan faktor lingkungan.
Berikut ini adalah cara belajar siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sebelum
kita mengetahui cara belajar yang tepat untuk siswa SMP, terlebih dahulu kita
ketahui kondisi psikologis siwa tersebut.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan siswa yang berada
pada rentang usia 13-16 tahun. Pada usia ini mereka berkembang dari masa
kanak-kanak menuju dewasa. Dimasa ini siswa juga dianggap sebagai remaja
“Teenager “. Banyak perubahan yang dialami siswa pada usia ini, baik secara
fisik maupun mental. Perubahan fisik terjadi sangat menonjol,mulai dari bentuk
muka, tinggi badan hingga perubahan suara. Demikian juga dengan perubahan
mental. Mereka mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa.
Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan
mempunyai kecerdasan dan kemampuan mental yang berbeda dengan dengan
sebelumnya. Kemampuan mental atau kemampuan berfikir mereka mulai sempurna.
Mereka tidak lagi mempercayai hal-hal yang tidak masuk akal seperti pada masa
kanak-kanak. Dan lagi penentangan pendapat sering terjadi dengan guru, orang
tua atau orang dewasa lainnya, jika mereka mengalami pemaksaan untuk menerima
pendapat tanpa alasan rasional.
Pada masa menginjak remaja
ini siswa mengalami gejala-gejala “Negative Phase.Gejala -gejala negativ phase
ini mempunyai pokok-pokok sebagai berikut :
- Keinginan untuk menyendiri
- Berkurang kemauan untuk bekerja
- Kejemuan (Boredom)
- Kegelisahan (Restlessness)
- Pertentangan sosial (Social Antagonisn)
- Pertentangan terhadap kewibawaan orang dewasa
- Kepekaan perasaan
- Kurang percaya diri
- Mulai timbul minat pada lawan jenis
- Kesukaan berhayal (Day dreaming).
Kondisi-kondisi yang
dialami siswa Sekolah Menengah Kejuruan ini mengakibatkan jiwa mereka tidak
stabil. Oleh karena itu cara belajar yang diterapkan seharusnya disesuaikan
dengan kondisi jiwa mereka, baik cara belajar dilingkungan sekolah ataupun
dilingkungan keluarga. Berikut adalah cara belajar yang seharusnya diikuti
siswa Sekolah Menengah Kejuruan:
- Belajar secara berkelompok
Belajar secara berkelompok ini sangat
penting untuk meningkatkan minat belajar siswa, karena siswa pada masa ini
memerlukan hubungan yang akrab dengan teman sebayanya. Mereka memerlukan teman
sebaya untuk bertukar pikiran mengingat mereka masih merasa malu atau tidak
mempunyai keberanian untuk bertukar pikiran dengan guru atau orang dewasa
lainnya. Dengan teman sebanya mereka lebih leluasa mendiskusikan hal-hal sulit
yang tidak mereka pahami. Dengan demikian siswa mempunyai semangat untuk
belajar tanpa ada rasa malu/minder.
- Belajar dengan rasa aman
Unsur-unsur pokok dalam rasa aman adalah kenyamanan, ketentraman dan
keharmonisan. Kenyamanan belajar disekolah dapat diciptakan dengan ruang kelas
yang bersih dan memadai, yang dilengkapi dengan fasilitas yang cukup. Sedangkan
dirumah siswa seharusnya mempunyai ruang belajar tersendiri dilengkapi dengan
meja belajar. Ketentraman dan keharmonisan disekolah dapat diciptakan dengan
menjalin hubungan yang baik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru.
Dilingkungan keluarga ketentraman dan keharmonisan dapat dicipta dengan
menjalin kasih sayang antar anggota keluarga. Dengan begitu siswa tidak mudah
bosan untuk belajar dengan situasi yang ada.
- Belajar dengan berlatih
Belajar dengan berlatih dapat menciptakan
ketekunan pada siswa dan menghindarkan mereka dari keputusasaan. Berlatih juga
dapat membangun kepercayaan diri, karena dengan berlatih mereka akan mengalami
berbagai kesalahan sehingga mereka akan terbiasa dengan kesalahan itu dan tidak
merasa malu. Belajar dengan berlatih ini dapat dilakukan siswa dengan
mengerjakan latihan-latihan pada buku atau mengerjakan tugas kokurikuler yang
diberikan guru.
- Belajar dengan kebebasan
Kebebasan di sini bukanlah kebebasan yang tidak
mengenal batas tetapi kebebasan dalam batas kewajaran. Misalnya siswa dapat
bebas bertanya dan mengungkapkan pendapat dalam hal proses belajar mengajar,
atau siswa dapat mengungkapkan hal kritis kepada guru sekalipun. Dengan begitu
siswa dapat belajar menghargai orang lain serta menghargai diri mereka sendiri.
Kebebasan dalam belajar dapat pula membangun kemandirian siswa. Dengan
kebebasan siswa dapat menentukan waktu belajar yang tepat baik disekolah maupun
dirumah. Mereka tidak perlu lagi dipaksa belajar dengan rajin disekolah atau
belajar dengan tekun dirumah
- Belajar dengan rasa agama
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan usia yang
menginjak remaja sangat membutuhkan ajaran agama. Seiring dengan perkembangan
jiwanya yang tidak stabil, siswa perlu memahami ajaran agamanya serta
menerapkan ketentuan agama itu dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan dan
kegoncangan jiwa yang terjadi akibat perasaan jiwa yang tertekan atau tidak
puas dapat mereka ungkapkan kepasda Allah didalam do’a dan Sholatnya, karena
mereka sudah terbiasa melakukannya dan merasa dekat dengan Allah. Pembinaan
akhlak pada siswa SMP sudah dapat dilakukan secara langsung, dengan belajar
agama Islam di Sekolah atau mendengar nasihat dan penjelasan Guru tentang
hal-hal yang baik dan buruk.
Kesuksesan belajar
siswa Sekolah Menegah Kejuruan Tidak hanya bertumpu pada kelima cara belajar
tersebut diatas. Hal lain yang sangat besar pengaruhnya untuk kesuksesan
belajar mereka adalah Guru, orang tua serta fasilitas belajar yang ada. Guru
sebagai vasilitator dan motifator disekolah harus berperan secara penuh. Guru
tidak boleh mencela ataupun mencemooh siswa yang melakukan kesalahan, karena
dengan cemohan itu siswa yang berjiwa labil akan mudah putus asa dan stress
sehingga terjadi suasana yang tidak nyaman untuk belajar. Selanjutnya guru
harus memberikan pujian untuk kesuksesan siswanya, karena dengan begitu siswa
akan merasa dihargai dan mau belajar menghargai orang lain. Sedangkan orang tua
di rumah atau lingkungan keluarga harus dapat memberikan rasa aman dan support
kepada putra putrinya diantaranya adalah mamberikan fasilitas belajar yang
memadai agar kesuksesan belajar dapat tercapai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar