Selamat Datang di SMK Unggulan NU Mojoagung..mendidik siswa yang berotak eropa..membentuk siswa yang berhati makkah,,dan menjadikan siswa yang bertangan cina..


CARI UANG DENGAN MUDAH

peluang usaha



PROPOSAL KLIK MENU JURUSAN MASING MASING



Senin, 23 Juli 2012

Cara Belajar Siswa SMK Unggulan NU


Belajar merupan tugas terpenting yang harus dilakukan oleh setiap siswa. Setiap siswa mempunyai  cara belajar yang berbeda dengan siswa lain. Misalnya siswa sekolah dasar tentu mempunyai cara belajar yang berbeda dengan siswa Sekolah Menengah Pertama, demikian juga dengan Sekolah Menengah Atas. Perbedaan cara belajar ini dipengaruhi faktor psikologis dan faktor lingkungan. Berikut ini adalah cara belajar siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sebelum kita mengetahui cara belajar yang tepat untuk siswa SMP, terlebih dahulu kita ketahui kondisi psikologis siwa tersebut.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan siswa yang berada pada rentang usia 13-16 tahun. Pada usia ini mereka berkembang dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Dimasa ini siswa juga dianggap sebagai remaja “Teenager “. Banyak perubahan yang dialami siswa pada usia ini, baik secara fisik maupun mental. Perubahan fisik terjadi sangat menonjol,mulai dari bentuk muka, tinggi badan hingga perubahan suara. Demikian juga dengan perubahan mental. Mereka mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan mempunyai kecerdasan dan kemampuan mental yang berbeda dengan dengan sebelumnya. Kemampuan mental atau kemampuan berfikir mereka mulai sempurna. Mereka tidak lagi mempercayai hal-hal yang tidak masuk akal seperti pada masa kanak-kanak. Dan lagi penentangan pendapat sering terjadi dengan guru, orang tua atau orang dewasa lainnya, jika mereka mengalami pemaksaan untuk menerima pendapat tanpa alasan rasional.
Pada masa menginjak remaja ini siswa mengalami gejala-gejala “Negative Phase.Gejala -gejala negativ phase ini mempunyai pokok-pokok sebagai berikut :
  1. Keinginan untuk menyendiri
  2. Berkurang kemauan untuk bekerja
  3. Kejemuan (Boredom)
  4. Kegelisahan (Restlessness)
  5. Pertentangan sosial (Social Antagonisn)
  6. Pertentangan terhadap kewibawaan orang dewasa
  7. Kepekaan perasaan
  8. Kurang percaya diri
  9. Mulai timbul minat pada lawan jenis
  10. Kesukaan berhayal (Day dreaming).

Kondisi-kondisi yang dialami siswa Sekolah Menengah Kejuruan ini mengakibatkan jiwa mereka tidak stabil. Oleh karena itu cara belajar yang diterapkan seharusnya disesuaikan dengan kondisi jiwa mereka, baik cara belajar dilingkungan sekolah ataupun dilingkungan keluarga. Berikut adalah cara belajar yang seharusnya diikuti siswa Sekolah Menengah Kejuruan:

  1. Belajar secara berkelompok
Belajar secara berkelompok ini sangat penting untuk meningkatkan minat belajar siswa, karena siswa pada masa ini memerlukan hubungan yang akrab dengan teman sebayanya. Mereka memerlukan teman sebaya untuk bertukar pikiran mengingat mereka masih merasa malu atau tidak mempunyai keberanian untuk bertukar pikiran dengan guru atau orang dewasa lainnya. Dengan teman sebanya mereka lebih leluasa mendiskusikan hal-hal sulit yang tidak mereka pahami. Dengan demikian siswa mempunyai semangat untuk belajar tanpa ada rasa malu/minder.

  1. Belajar dengan rasa aman
Unsur-unsur pokok dalam rasa aman adalah kenyamanan, ketentraman dan keharmonisan. Kenyamanan belajar disekolah dapat diciptakan dengan ruang kelas yang bersih dan memadai, yang dilengkapi dengan fasilitas yang cukup. Sedangkan dirumah siswa seharusnya mempunyai ruang belajar tersendiri dilengkapi dengan meja belajar. Ketentraman dan keharmonisan disekolah dapat diciptakan dengan menjalin hubungan yang baik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru. Dilingkungan keluarga ketentraman dan keharmonisan dapat dicipta dengan menjalin kasih sayang antar anggota keluarga. Dengan begitu siswa tidak mudah bosan untuk belajar dengan situasi yang ada.

  1. Belajar dengan berlatih
Belajar dengan berlatih dapat menciptakan ketekunan pada siswa dan menghindarkan mereka dari keputusasaan. Berlatih juga dapat membangun kepercayaan diri, karena dengan berlatih mereka akan mengalami berbagai kesalahan sehingga mereka akan terbiasa dengan kesalahan itu dan tidak merasa malu. Belajar dengan berlatih ini dapat dilakukan siswa dengan mengerjakan latihan-latihan pada buku atau mengerjakan tugas kokurikuler yang diberikan guru.


  1. Belajar dengan kebebasan
Kebebasan di sini bukanlah kebebasan yang tidak mengenal batas tetapi kebebasan dalam batas kewajaran. Misalnya siswa dapat bebas bertanya dan mengungkapkan pendapat dalam hal proses belajar mengajar, atau siswa dapat mengungkapkan hal kritis kepada guru sekalipun. Dengan begitu siswa dapat belajar menghargai orang lain serta menghargai diri mereka sendiri. Kebebasan dalam belajar dapat pula membangun kemandirian siswa. Dengan kebebasan siswa dapat menentukan waktu belajar yang tepat baik disekolah maupun dirumah. Mereka tidak perlu lagi dipaksa belajar dengan rajin disekolah atau belajar dengan tekun dirumah

  1. Belajar dengan rasa agama
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan usia yang menginjak remaja sangat membutuhkan ajaran agama. Seiring dengan perkembangan jiwanya yang tidak stabil, siswa perlu memahami ajaran agamanya serta menerapkan ketentuan agama itu dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan dan kegoncangan jiwa yang terjadi akibat perasaan jiwa yang tertekan atau tidak puas dapat mereka ungkapkan kepasda Allah didalam do’a dan Sholatnya, karena mereka sudah terbiasa melakukannya dan merasa dekat dengan Allah. Pembinaan akhlak pada siswa SMP sudah dapat dilakukan secara langsung, dengan belajar agama Islam di Sekolah atau mendengar nasihat dan penjelasan Guru tentang hal-hal yang baik dan buruk.
Kesuksesan belajar siswa Sekolah Menegah Kejuruan Tidak hanya bertumpu pada kelima cara belajar tersebut diatas. Hal lain yang sangat besar pengaruhnya untuk kesuksesan belajar mereka adalah Guru, orang tua serta fasilitas belajar yang ada. Guru sebagai vasilitator dan motifator disekolah harus berperan secara penuh. Guru tidak boleh mencela ataupun mencemooh siswa yang melakukan kesalahan, karena dengan cemohan itu siswa yang berjiwa labil akan mudah putus asa dan stress sehingga terjadi suasana yang tidak nyaman untuk belajar. Selanjutnya guru harus memberikan pujian untuk kesuksesan siswanya, karena dengan begitu siswa akan merasa dihargai dan mau belajar menghargai orang lain. Sedangkan orang tua di rumah atau lingkungan keluarga harus dapat memberikan rasa aman dan support kepada putra putrinya diantaranya adalah mamberikan fasilitas belajar yang memadai agar kesuksesan belajar dapat tercapai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar